Drama Sunda Sesebred 6 Orang
SIKSA ORANG TUA. SILA ke - 6 'Kreatif sampai Mati'. SILAT AND DRAMA. SILIWANGI SQUAD (HIP-HOP Underground Distrik Dataran SUNDA).
Peserta Studi Lapangan berpose di depan Kantor Desa Girimulya bersama aparat desa, Rabu (26/12) oleh: Dadan Wahyudin admin Bahasa 26-27 Desember 2012 Menutup tahun 2012, sebanyak 32 mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) S2 Universitas Suryakancana Cianjur Semester 1 dan 2 melaksanakan Studi Lapangan Mata Kuliah Sastra dan Budaya Nusantara ke Desa Girimulya Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Rabu dan Kamis, 26-27 Desember 2012. Rombongan dipimpin oleh Dr.
Siti Maryam, M.Pd dan Dra. Yeni Suryani, M.Pd. Hadir pula mendampingi rombongan Endang Jamaludin, SE, Muh. Akhrom dan Dadan Wahyudin. Rencananya, dosen pengampu mata kuliah ini, Prof. Yus Rusyana esok harinya akan mengunjungi mahasiswa untuk mengevaluasi kegiatan dilakukan mahasiswa selama dua hari tersebut Rombongan di bawah Koordinator angkatan masing-masing, Febry Marindra dan Ujang Suja’i ini diterima oleh Ketua LPM Desa Girimulya, Fuad, dan tokoh seni budaya di desa tersebut, Abah Karman dan Dadin turut memberikan sambutan dalam acara penerimaan kunjungan di aula desa. Sementara Kepala Desa Girimulya, H.
Sutisna pada saat rombongan studi lapangan tiba sedang ada kegiatan rapat di Warungkondang. Abah Karma, Pak Fuad, Pak Dadin dan Dr. Siti Maryam di Aula Desa Girimulya, Cibeber, Rabu (26/12) Menurut Ketua LPM yang bertindak selaku pembawa acara mengatakan bahwa aparat desa sangat senang dengan kunjungan mahasiswa ke desa yang berjarak lebih dari 9 km dari pusat kecamatan. Di Girimulya memiliki seni budaya yang masih terpelihara seperti: silat, jaipong, wayang golek, bedor, saweran maupun mawalan (qasidah). Sementara Dadin, tokoh bergerak di bidang seni juga menjabat sebagaii Kaur Tramtib di desa Girimulya menyatakan bahwa seni budaya ini dalam perkembangannya menghadapi tantangan, di mana kesenian luar mulai mendesak kesenian tradisional. Ia memuji dan turut bangga dengan kehadiran mahasiswa yang mencoba meneliti lebih seni budaya yang ada di daerahnya. “Abdi ngiring reueus ku ayana mahasiswa nalungtik seni budaya tradisi anu kalindih ku seni ti luar.
Abdi kageuing deui, kumargi generasi ayeuna ampir teu kenal kana seni budaya luluhurna,anu matak pikahariwangeun ” ungkapnya. Menurut Dadin, orang tuanya termasuk tokoh silat.
Belajar silat sangat bermanfaat, sebagai bentuk silaturahmi dan beladiri yang diperlukan manakala menghadapi orang bermaksud licik. Peserta studi lapangan saat acara penerimaan di aula desa Girimulya. Dari pihak lembaga PBSI S2 UNSUR, diwakili oleh Dr. Siti Maryam, M.Pd yang mengungkapkan rasa terima kasih atas penyambutan dari pihak desa seraya berharap, mahasiswa dapat mengoptimalkan mencari sejumlah informasi selama kegiatan di desa ini.
Romans 6 13. Informasi diperoleh mahasiswa sangat berharga bagi lembaga UNSUR maupun pihak berkepentingan. Sementara tokoh penca silat, Abah Karma menambahkan bahwa dirinya dengan senang hati bersedia untuk memberikan informasi mengenai sejarah seni budaya pencak silat dan mengenalkan beberapa jurus kepada mahasiswa. Menurut Abah Karma dan Dadin, aliran pencak silat berkembang di desa itu dikenal dengan Garunggang Saputra. Nama “garung” diberikan saat itu, aliran ini tidak tertandingi/tidak ada saingan di era tersebut. Tokoh silat yang mendirikannya adalah Bah Emin dan Ii Sumantri. Berkat prestasinya, Garunggang Saputra mendapat penghargaan berupa vandel dari Gubernur Jawa Barat, Solichin GP tahun 1957.
Siti Maryam, M.Pd memberikan cinderamata kepada aparat desa/tokoh seni budayamewakili kepala Desa Saat dalam acara senggang, tokoh seni dan budaya ini berhasil ditemui admin dan memaparkan bahwa setidaknya ada lima seni budaya masih terpelihara. Abah Karman dan kawan-kawan kerap manggung dalam kesenian wayang golek atau bedor (sesebred bari ngabodor). Lebih lanjut bedor dapat dibaca.
Abah Karman sebagai peniup terompet. Fuad bertindak sebagai MC. Dede sebagai dalang, dan kru lainnya.
Mereka melakukan pentas bukan saja di lingkungan Girimulya, tapi kerap diundang ke daerah lain. Tim kesenian Mitra Loka dari Desa Girimulya ini terakhir manggung sebulan yang lalu di Gedung DKC Kabupaten Cianjur.
Abah Karman selain peniup terompet, juga merupakan pengrajin terompet khusus seni ini. Perihal usahanya ini, ia memberi komentar disertai tertawa, “Kalau terompet berbeda dengan beras, lakunya setahun paling beberapa buah ”. Sementara itu, Abah Karman dan kawan-kawan juga mengakomodasi seni kontemporer berkembang dewasa ini seperti musik dangdut dan sejenisnya. Menurut Abah Karman, siasat ini dilakukan demi menghidupi kehidupan keluarga anggotanya yang berkecimpung di bidang seni budaya ini. Peliput bersama tokoh seni budaya Desa Girimulya Cibeber Mencapai Girimukti Desa Girimulya berada 9 km di sebelah timur kecamatan Cibeber. Desa Girimulya dapat dicapai dari arah Cianjur, dengan mengambil arah kiri persis di depan Kantor Kecamatan Cibeber, Cianjur. Untuk mencapai desa ini, setidaknya ada dua alternatif, yakni melalui SDN Cimanggu 2 Cibadak dengan belok kanan, tepat setelah Kantor Desa Cimanggu.